Rabu, 03 Oktober 2007

krupuk tanjung


toraja arabica coffe




Bulan dan Naga

Waktu pertama kali melihat tampilan cover produk kopi "Liong Bulan" yang ada di benak saya adalah sepertinya tampilannya berkaitan dengan cerita dongeng pada kebudayaan Tionghoa, soalnya waktu kecil saya pernah membaca komik ilustrasi ( saya lupa judulnya...) dari Cina
yang menceritakan hubungan antara keduanya.
Karena saat ini saya sedang mencari data produk tersebut berkenaan dengan tugas salah satu mata kuliah saya, maka mulailah saya membuka search engine di web untuk menemukan kaitannya antara desain cover produk kopi yang cukup beken di Bogor itu dengan produknya sendiri. Setelah pencarian di beberapa web, akhirnya saya mulai menemukan sedikit titik terang setelah mengunjungi halaman website www.sinarharapan.co.id/berita/0703/03/sh07.html.
edisi Sabtu, 3 Maret 2007
Website buatan salah satu harian surat kabar ibukota itu membahas tema tentang gerhana bulan yang (saat itu) akan terjadi pada hari Minggu, 4 Maret 2007. Di salah satu bagian halaman disebutkan tentang kebiasaan orang-orang pada jaman dulu di Jawa, India dan China
yang percaya kalau gerhana bulan disebabkan karena bulan dimakan monster atau naga sehingga mereka pun melakukan sesuatu untuk mengembalikan bulan atau sekedar menyelamatkan diri (yang kalau dilakukan di masa sekarang pasti dianggap aneh atau dikeroyok massa karena mengganggu orang lain) seperti memukul kentongan dan bunyi-bunyian keras-keras atau membenamkan diri di air sampai sebatas leher.
Dari artikel tersebut, saya mendapat penafsiran dan pendapat kalau tampaknya desain naga dan bulan yang ada di cover produk kopi tersebut sedikit banyak mendapat pengaruh dari gambaran kebudayaan masa lampau tersebut khusunya dari negeri China karena pemakaian kata "Liong" yang berasal dari salah satu bahasa daerah negara tersebut yang berarti naga. Selain itu gaya ilustrasi yang digunakan juga masih bergaya oriental meski telah mengalami proses akulturasi dengan budaya setempat. Desain cover tampaknya hanya bertujuan agar "nyambung" dengan merknya karena target market produk ini tampaknya cukup luas dan beragam (bukan untuk kalangan tertentu), hal ini berdasarkan dari pencarian data di beberapa blog yang sedikit banyak membahas kopi ini. Sekali lagi ini hanya pendapat pribadi saya secara sepihak jadi bila ada kesalahan, saya mohon maaf dan jika bisa akan saya perbaiki dan lengkapi lagi data ini.

teh cap nyapu




Selasa, 02 Oktober 2007


Desain produk teh cap tjatoet sangat dipengaruhi batik dari Jawa Timur. Berikut data mengenai batik Jawa Timur yang diambil dari situs http://www.jawatengah.go.id./
Batik of Central Java adalah Salah satu jenis produk sandang yang berkembang pesat di Jawa tengah sejak beberapa dekade, bahkan beberapa abad yang lalu, adalah kerajinan batik. Sebagian besar masyarakat Indonesia telah mengenal batik baik dalam coraknya yang tradisional maupun yang modern. Pada umumnya batik digunakan untuk kain jarik, kemeja, sprey, taplak meja, dan busana wanita. Mengingat bahwa jenis produk ini amat dipengaruhi oleh selera konsumen dan perubahan waktu maupun model, maka perkembangan industri batik di Jawa Tengah juga mengalami perkembangan yang cepat baik menyangkut rancangan, penampilan, corak dan kegunaannya, disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan pasar baik dalam maupun luar negeri.
Batik tradisonal secara historis berasal dari zaman nenek moyang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik di Jawa Tengah mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.
Secara prinsip, terdapat 11 tahapan yang umumnya dilalui dalam pembuatan batik tradisional, yakni: nggirah, nganji, nyimpong, njereng, nerusi, nembok, medel, mbironi, nyoga, dan glorod. Sentra produksi batik di Jawa Tengah banyak dijumpai di Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kota Surakarta, dan Kabupaten Sragen. Dari sisi permintaan dan keunikan produk, peluang usaha di bidang industri batik masih terbuka luas dan sangat menguntungkan. Pemasaran batik selain untuk konsumsi lokal juga telah menembus pasar Eropa dan Amerika.

Kopi Toraja



Ini adalah Gambar rumah toraja asli yang berasal dari Sulawesi ,dan akhirnya menjadi ilustrasi utama produk kopi toraja